Anyway, ilmuwan-ilmuwan mungkin lebih kompeten untuk menjelaskan. Kenyataan bahwa merayakan Lebaran dengan mengenakan baju baru yang paling indah, dapat dilihat dari mraknya transaksi di pasar fashion. Dalam keadaan berpuasa, oranga rela mengantri atau berdesakan di lokasi penjualan fashion. Para produsen dan penjual juga memanfaatkan momen ini dengan mengeluarkan produk baru, tentu dengan harga yang dapat diperhitungkan lebih tinggi dibanding saat permintaan pasar normal.
Beberapa orang yang cerdik, atau tidak mau terlibat berdesakan mencari pakaian baru, melakukan jauh hari sebelum Lebaran tiba. Cara yang lebih cerdik lagi: membeli melalui toko online. Tanpa harus keluar rumah dengan mudah mencari barang yang diinginkan, hanya diperlukan koneksi internet saja. Tersedia waktu yang cukup untuk membanding-bandingkan barnag sebelum dibeli. Hal yang tidak tersedia jika melakukan transaksi di dunia nyata.
Banyak keuntungan lain yang ditawarkan e commerce, baik bagi produsen, penjual, maupun pembeli. Tidak semua produsen mampu mendistribusikan dalam skala pasar, produk-produknya, ke seluruh wilayah geografis yang potensial. Pembeli tidak selalu dapat dengan mudah mencapai lokasi penjualan barang yang diinginkannya. Keradaan tata cara transksi elektronik, hampir menghilangkan jarak geografis antara supply dan demand. Sekaligus melibatkan pihak lain yakni kurir, yang berperan menghubungkan penjual dan pembeli.
Telah banyak kajian yang memperlihatkan efektivitas penggunaaan sumber daya dalam melaksanakan transaksi komersial secara elektronis. Ruang yang berharga mahal, terutama di lokasi tertentu, tidak terjangkau oleh semua produsen. Dalam e commerce pergudangan bahkan dapat dilakukan di mana saja di lokasi yang berharga murah.
Saat nanti e commerce sudah sangat memasyarakat, antri dan berdesakan di pusat perbelanjaan pada Hari Raya mungkin hanya menjadi cerita lama.